Riset
- 2017
Pengelolaan Sumberdaya Ikan Pelagis Di Kabupaten Pati
Penulis: Herna Octivia Damayanti
Email: [email protected]
Bidang: Kelautan Dan Perikanan
Publikasi: Penelitian
Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah yang menjadi penopang produksi perikanan laut di Jawa Tengah. Produksi perikanan laut terbesar di Kabupaten Pati adalah ikan pelagis. Ikan pelagis terutama ikan pelagis kecil merupakan bahan baku utama untuk industri pemindangan, pengasapan, penggaraman, tepung ikan. Kondisi perikanan laut yang mengalami kelebihan tangkap (overexploitation) membutuhkan suatu pengelolaan usaha penangkapan sumberdaya ikan pelagis di Kabupaten Pati agar sumberdaya tetap lestari serta menguntungkan dari sisi ekonomi. Tujuan penelitian adalah a). mengestimasi hasil bioekonomi pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis pada berbagai kondisi pengelolaan yaitu Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), dan Open Access (AO) di Kabupaten Pati, b). mengestimasi tingkat pemanfaatan optimal dari sumberdaya ikan pelagis di Kabupaten Pati. c). menyusun model pengelolaan sumberdaya ikan pelagis yang berkelanjutan di Kabupaten Pati. Analisis data yang dilakukan yaitu (1) analisis kelayakan finansial dilakukan dengan melakukan analisis Revenue-Cost (Rasio R/C), (2) model bioekonomi ikan pelagis, (3) menyusun model pengelolaan sumberdaya ikan pelagis. Hasil penelitian yaitu (a) kondisi MSY : biomassa 158,004 ton. Hasil tangkapan 25.264,832 ton. Upaya penangkapan 158,004 unit kapal. Keuntungan Rp. 546.512.048,- atau Rp. 3.458.850,- per unit kapal. Kondisi MEY : biomassa 168,398 ton. Hasil tangkapan 25.176,499 ton. Upaya penangkapan 147,733 unit kapal. Keuntungan Rp. 1.026.645.483,- atau Rp. 6.949.335,- per unit kapal. Kondisi OA : biomassa 20,789 ton. Hasil tangkapan 6.216,022 ton. Upaya penangkapan 295,466 unit kapal. Keuntungan Rp. 0. (b) Kondisi OSY : biomassa 167,498 ton. Hkasil tangkapan 25.173,617 ton. Upaya penangkapan 148,510 unit kapal. Keuntungan Rp. 1.101.262.976,- Besar keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal lebih besar dibandingkan pada kondisi MSY, MEY dan OA. (c) Model pengelolaan sumberdaya ikan pelagis yaitu (1). pengendalian input, pembatasan terhadap jumlah keseluruhan upaya penangkapan; (2) pengendalian output, pembatasan ukuran tangkapan; (3) ketentuan teknis, selektifitas alat tangkap yang ramah lingkungan dan pengaturan musim penangkapan serta daerah penangkapan.